Langsung ke konten utama

Mengingat Detik Yang Terlewati

Setiap insan terlahir dari sebuah keluarga yang berbeda-beda, pun aku dan kau yang tak bisa memilih bakalan terlahir dari keluarga mana. Semua sudah menjadi takdirNya, tak apa dan tak menjadi persoalan sebab Dialah sang Sutradara. Pengatur segala peran kehidupan.

Terlahir, tumbuh, mendewasa bersama orang-orang pilihanNya, membentuk sebuah rasa yang dinamakan sayang dan juga cinta. Sebuah anugerah terindah yang Allah sisipkan pada setiap hati hambanya.

Berkembang menjadi pribadi yang hidup penuh kebermanfaat hingga menua bersama orang tersayang adalah sebuah impian. Namun, kembali mengingat setiap usia telah digariskan. Muda, tua, sehat serta sakit setiap yang hidup pasti akan kembali sesuai degan ketetapan. 

Ketetapan hidup adalah sebuah takdir mutlak yang tidak dapat ditolak oleh setiap insan. Meyakini setiap takdir, sembari melakukkan segala yang terbaik merupakan cara terbijak memaknai hidup. Berbagai cara yang dapat dilakukkan salah satunya dengan berbakti. Berbakti dengan keluarga misalnya, menikmati setiap detiknya bersama.

Mengapa itu menjadi permisalan utama? sebab keluarga adalah tempat terbaik untuk kembali. tempat yang selalu sejuk serta menenangkan saat diri dalam keadaan kalah maupun menang. Nyatanya seperti itu bukan. Mengingat detik yang terlewati, mengapa mengingat karena ingatan menumbuhkan rasa syukur.

Rasa syukur atas setiap anugerah yang disisipkan. rasa syukur  atas mereka yang Allah telah hadirkan. Mengingat detik yang terlewati, adalah belajar tentang menghargai setiap waktu yang Allah beri, dimana waktu itu tak boleh diabaikan begitu saja hingga berlalu tak dapat apa-apa.

Mengingat detik yang terlewati adalah cara untuk belajar lebih untuk mendewasa dengan mengutamakan keluarga diatas segalanya, sebab mereka tiada bandingannya. Ketulusan serta kesabaran dari setiapnya tak muda ditiru oleh semberangan mereka diluar sana. Mengingat semua ini  memberikan pembelajaran bahwa apa yang ada haruslah disyukuri, apa yang ada haruslah dijaga.

Pun aku bersyukur telah menjagamu, meskipun awalnya kuinginkanmu  bersama hingga menua namun Tuhan lebih menyayangimu. Terngiang selalu tawamu dipelupuk mataku namun  hanya do'a yang menjadi cara memelukmu dari jauh. Usia tak ada yang pernah tau, bergegaslah menjalankan apa yang keluarga mau sebab, kala waktu itu datang yang tersisa hanyalah rindu.

Dan ingatlah kau takkan mampu bertemunya lagi semaumu. Hargai mereka yang didekatmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berdikari

M asih sama ingin kuceritakan pada dunia tentang sesosok pria berdikari dan mandiri. Mengantungkan hidup pada harapan dan cita-cita diluar nalar manusia. Kerja keras yang bikin geleng-geleng kepala.   Menembus   ruang waktu, bekerja terus bekerja mengambil jeda waktu khusus untuk menghadapNya. Beristrahat secukupnya, berbakti sebanyak-banyaknya.   Mungkin itu yang mengakar dalam dirinya. Melompat lebih tinggi dari teman sebayanya, menjadikan ia jauh berbeda dengan yang lainnya. Memegang kunci utama dengan berbakti kepada orangtua, menjadikannya mampu melampaui batas mimpi yang tak pernah disangka-sangka. Tak hanya itu saja, ketekunannya belajar banyak hal menghasilkan percepatan langkah yang tak terduga. Sampai-sampai iapun tak pernah menyadarinya. Dengan segudang ilmu dikepala, tetap kerendahan yang ditampakkannya.  Kucoba mencari tahu tentangnya kudapatkan sebuah jawaban yang begitu indah “Tungguhlah nanti ketika aku sedang kesulitan, lalu lihatlah berapa ...

Mematri Diri

T anpa ada sebuah kata selamat, karena setiap hari mendoakan atas keselamatan serta kenikmatan selalu dipanjatkan. Semoga didekatkan dengan segala kebaikan, selalu diberikan keikhlasan serta kesabaran adalah sebuah do’a yang tengah dimunajadkan.    Menggenap    keseperempat abad kurang setahun tepat seorang ibu melahirkan seorang putri dengan penuh keikhlasan dan kesabaran dengan segudang harapan dan impian dari seorang ibu dan hari ini beliau sudah bangga diatas sana, putrinya sudah mendewasa, dan apa yang beliau cita-citakan sebagian mungkin sudah diwujudkan oleh generasi terbaiknya. Memulai perjalanan sebagai seorang balita perempuan yang    dilahirkan tidak begitu mudah oleh seorang ibunda. Sempat tertahan ari-ari didalam sebagai penyalur kehidupan bayi dengan ibunda,yang semestinya dikeluar selang beberpa saat bayi dilahirkan. Kerelaan dan kebesaran jiwa semakin dikuatkan, sebab itulah peristiwa sejarah hendak ditorehkan dengan nyawa sebagai ta...