Langsung ke konten utama

Belajar Berbesar Hati

PostsTepat hari senin, 21 Oktober 2019
Pemesanan ojek online dilakukan, singkat cerita saya menunggu 30 menitan.  Padahal biasanya cukup  3-6 menit sudah datang Ku telfonlah bapaknya kok 5 menit keterangannya di aplikasi bapaknya tidak datang (maklum pernah terphp) ditinggal makan padahal ku sudah order. (sempat mikir juga takut ada apa" dijalan)

Setelah 30 menit berlalu datanglah ini bapak, saya dititik jauh penjemputannya tadi  jadinya lama kata bapaknya (batinku jauh kenapa diambil). Si bapak menimpali jawaban tak apa saya ambil orderan buat pelaris, belum  ada orderan sejak tadi (deg langsung......)

Setelah tanya tempat tujuan  dipersilahkanlah saya untuk diantar ketempat tujuan

Eh, ditengah jalan bpknya cerita " mbk kapan hari saya dapat orderan gofood pakai sistem bayar pas ketemu itu loh (oh cod batinku), sudah saya pesankan mbk eeh malah yang pesen tidak  ada jawaban lagi, kan memang kalau pesen ayam bakar itu agak lama mbk yaa harus bakar dulu beda kau menu lain.

Lantas sibapak melanjutkan, saya hubungi terus masih belum ada jawaban padahal ini ayam bakar sudah ditangan, kan akhirnya saya yang bayar mbk, nominalnya sekiaan  (hmmm kasihan, entah berapa nominalnya saya lupa)

Akhirnya saya bawa pulang mbk, makan-makanlah sekeluarga karena bingung juga mau meminta siapa untuk membelinya, eeh istri tanya mbk dapat dari mana pak? Saya  jawab aja ini tadi ada sukarelawan bagi-bagi bu' nang di makan aja

Bapak ndak berani jujur mbk takut nanti ibuk dan keluarga nelangsa hatinya......

Akhirnya sampailah saya ditempat tujuan. Dan ceritanya berakhir. Hmmmm,, selama ini melihatnya di akun medsos cerita serupa  dan hari itu saya mendapatkan curahan hati seorang pelaku langsung.( Jadi gemes, belum lagi lihat bapaknya yang sepuh).

Kecanggihan tekonologi pada hakikatnya untuk memudahkan segala aktivitas manusia termasuk untuk memenuhi kebutuhan perut atau kebutuhan primer seseorang. Tapi bukan sebaliknya yaa menyusahkan atau bahkan merugikan orang lain.

Dari bapak afandi kita belajar sabar dan berbesar hati. Demi menjaga perasaan sang istri dan keluarga beliau akhirnya menyembunyikan kebenaran yang sedang terjadi. Dan dari cerita itu kitapun harus belajar ya, bukan tentang besar kecilnya nominalnya uang buat kita. Tapi coba padanglah orang yang disana betapa sangat berartinya nominal itu buat mereka.

Mereka  pagi tak mengenal paginya dan bahkan hingga larut malam mereka tidak bertemu keluarga demi sebuah dapur yang berharap terus mengepul. Mungkin bagi yang berkecukupan itu kecil nominalnya tapi bagi sibapak itu sudah begitu berharga.

Mereka sedang berjuang bukan untuk dirinya tetapi untuk keluarga dirumah.  Para Penikmat kecanggihan teknologi, semoga lebih berhati-hati. Dan ingat setiap klik jempol yang dipencet semua memiliki konsekuensi. Pastikan setiap tindakan kita tidak merugikan orang lainnya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat Detik Yang Terlewati

Setiap insan terlahir dari sebuah keluarga yang berbeda-beda, pun aku dan kau yang tak bisa memilih bakalan terlahir dari keluarga mana. Semua sudah menjadi takdirNya, tak apa dan tak menjadi persoalan sebab Dialah sang Sutradara. Pengatur segala peran kehidupan. Terlahir, tumbuh, mendewasa bersama orang-orang pilihanNya, membentuk sebuah rasa yang dinamakan sayang dan juga cinta. Sebuah anugerah terindah yang Allah sisipkan pada setiap hati hambanya. Berkembang menjadi pribadi yang hidup penuh kebermanfaat hingga menua bersama orang tersayang adalah sebuah impian. Namun, kembali mengingat setiap usia telah digariskan. Muda, tua, sehat serta sakit setiap yang hidup pasti akan kembali sesuai degan ketetapan.  Ketetapan hidup adalah sebuah takdir mutlak yang tidak dapat ditolak oleh setiap insan . Meyakini setiap takdir, sembari melakukkan segala yang terbaik merupakan cara terbijak memaknai hidup. Berbagai cara yang dapat dilakukkan salah satunya dengan berbakti. Berba...

Berdikari

M asih sama ingin kuceritakan pada dunia tentang sesosok pria berdikari dan mandiri. Mengantungkan hidup pada harapan dan cita-cita diluar nalar manusia. Kerja keras yang bikin geleng-geleng kepala.   Menembus   ruang waktu, bekerja terus bekerja mengambil jeda waktu khusus untuk menghadapNya. Beristrahat secukupnya, berbakti sebanyak-banyaknya.   Mungkin itu yang mengakar dalam dirinya. Melompat lebih tinggi dari teman sebayanya, menjadikan ia jauh berbeda dengan yang lainnya. Memegang kunci utama dengan berbakti kepada orangtua, menjadikannya mampu melampaui batas mimpi yang tak pernah disangka-sangka. Tak hanya itu saja, ketekunannya belajar banyak hal menghasilkan percepatan langkah yang tak terduga. Sampai-sampai iapun tak pernah menyadarinya. Dengan segudang ilmu dikepala, tetap kerendahan yang ditampakkannya.  Kucoba mencari tahu tentangnya kudapatkan sebuah jawaban yang begitu indah “Tungguhlah nanti ketika aku sedang kesulitan, lalu lihatlah berapa ...

Mematri Diri

T anpa ada sebuah kata selamat, karena setiap hari mendoakan atas keselamatan serta kenikmatan selalu dipanjatkan. Semoga didekatkan dengan segala kebaikan, selalu diberikan keikhlasan serta kesabaran adalah sebuah do’a yang tengah dimunajadkan.    Menggenap    keseperempat abad kurang setahun tepat seorang ibu melahirkan seorang putri dengan penuh keikhlasan dan kesabaran dengan segudang harapan dan impian dari seorang ibu dan hari ini beliau sudah bangga diatas sana, putrinya sudah mendewasa, dan apa yang beliau cita-citakan sebagian mungkin sudah diwujudkan oleh generasi terbaiknya. Memulai perjalanan sebagai seorang balita perempuan yang    dilahirkan tidak begitu mudah oleh seorang ibunda. Sempat tertahan ari-ari didalam sebagai penyalur kehidupan bayi dengan ibunda,yang semestinya dikeluar selang beberpa saat bayi dilahirkan. Kerelaan dan kebesaran jiwa semakin dikuatkan, sebab itulah peristiwa sejarah hendak ditorehkan dengan nyawa sebagai ta...